SKRIPSI 2017
HUBUNGAN USIA GESTASI DENGAN KEJADIAN HIPERBILIRUBIN PADA BAYI BARU LAHIR DI RUANG TERATAI RSUD Dr. HARJONO PONOROGO
File Attachment
Hiperbilirubin merupakan kegagalan bilirubin terkonjugasi diekskresi dari hepar ke duodenum karena defesiensi sekresi atau aliran empedu sehingga menyebabkan cidera sel hepar. Usia gestasi (prematur, aterm, dan post term) merupakan salah satu faktor yang menyebabkan hiperbilirubin. Hiperbilirubinemia pada bayi kurang bulan lebih sering terjadi, lebih cepat terlihat, dan berlangsung lebih lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia gestasi dengan kejadian hiperbilirubin pada bayi baru lahir di Ruang Teratai RSUD Dr. Harjono Ponorogon Desain penelitian korelasi dengan pendekatan retrospektif. Populasi adalah seluruh bayi baru lahir di ruang Teratai selama 1 bulan sejumlah 89 bayi, sampel 77 dengan purposive sampling. Variabel independent usia gestasi dan variabel dependent kejadian hiperbilirubin. Instrumen berupa dokumentasi dari rekam medik. Uji statistik dengan Coefficient Contingensi dengan ? = 0,05n Hasil penelitian Usia gestasi pada bayi baru lahir hampir setengahnya yaitu 36 responden (46,8%) pre term, sebagian besar yaitu 47 responden (61%) hiperbilirubin, Coefficient Contingensi p value 0,000 sehingga ada hubungan usia gestasi dengan kejadian hiperbilirubin pada bayi baru lahir di Ruang Teratai RSUD Dr.Harjono Ponorogo n Perlu penanganan bayi pre term dengan hiperbilirubin agar bayi terhindar dari resiko kecatatan dan kematian. Perawat dapat memberikan penyuluhan kepada ibu tentang perawatan bayi dengan hiperbilirubinnnKata Kunci: Usia Gestasi, Kejadian Hiperbilirubin, Bayi Baru lahir